top of page

Waspada! Monsun Asia Picu Gelombang Tinggi di Kepri

Gambar penulis: Pandu Laut NusantaraPandu Laut Nusantara

Alat tangkap ikan jenis kelong milik nelayan tradisional, sandar di bibir Pantai Trikora, karena cuaca buruk. (Foto: ANTARA/Nikolas Panama)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan angin Monsun Asia menjadi pemicu gelombang laut tinggi di Kepulauan Riau (Kepri).


Berdasarkan pengamatan, Prakirawan BMKG Tanjungpinang Diana Siregar mengatakan, Monsun Asia diprediksi aktif hingga pertengahan Maret 2023. Monsun Asia merupakan angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak.


Selain menyebabkan gelombang tinggi, Monsun Asia juga mengakibatkan angin kencang dan hujan deras.


Hal itulah menjadi salah satu penyebab terjadinya hujan lebat di beberapa kawasan di Kepri akhir-akhir ini.


"Kecepatan angin saat ini mencapai 45 kilometer per jam," katanya.


Menurutnya dalam sepekan terakhir, kecepatan angin, gelombang tinggi, dan pasang air laut maksimum disebabkan fenomena "Super New Moon", namun sekarang disebabkan angin Monsun Asia.


Selain itu, Diana mengungkapkan, gelombang laut yang tinggi terjadi di Perairan Bintan dan Tanjungpinang mencapai 3 meter, meningkat dibanding sehari yang lalu 2,5 meter.


Cuaca yang lebih ekstrem terjadi di sejumlah kawasan pesisir di Kepulauan Anambas dan Natuna. Gelombang laut di Anambas dan Natuna mencapai 6 meter.


"Cuaca buruk juga dipicu oleh pertumbuhan awan kumulonimbus, awan tebal yang menjulang tinggi. Awan ini menyebabkan hujan deras yang disertai petir, angin kencang, dan gelombang tinggi," katanya.


Dari prediksi tersebut, Diana mengimbau masyarakat pesisir agar lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang potensial terjadi hingga pertengahan Maret 2023.


Ia juga mengimbau nelayan, agar tidak melaut saat cuaca buruk, terutama nelayan yang menggunakan perahu kecil.


"Warga yang tingga di pesisir Bintan, Tanjungpinang, Natuna, dan Anambas agar mewaspadai cuaca buruk tersebut, terutama saat muncul awan kumulonimbus," ujarnya.


Sumber: ANTARA

4 tampilan0 komentar

Komentar


Pandu Laut.png_white.png

Jl. Merdeka No.312, Pangandaran, Jawa Barat | 0823 1021 1794  aku@pandulaut.org

© 2022 pandulaut.org. All rights reserved.

  • TikTok
  • Instagram
  • Facebook
  • YouTube
CONTACT US
bottom of page