TEMPO.CO. Tambrauw -Masyarakat pesisir Kabupaten Tambrauw punya cara unik untuk menyeimbangkan ekosistem laut. Mereka meyakini sebuah ritual bernama sasi yang menandai mulai dan berakhirnya musim melaut. Dalam periode tertentu, para nelayan dan pemuka adat akan berpuasa mencari ikan.
“Ada sasi buka, ada sasi tutup,” kata Ovi Yenjau, warga pesisir Distrik Werbes saat ditemui di Pulau Dua, Kabupaten Tambrauw, 15 Mei 2018. Sasi tutup berarti masyarakat akan berpuasa melaut. Sedangkan sasi buka artinya mereka mulai mencari ikan lagi.
Saat Tempo berkunjung ke pulau tersebut dalam rangka ekspedisi bersama tim Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw, masyarakat pesisir Werbes sedang melakoni sasi buka.
“Kami telah menggelar sasi tutup selama enam bulan. Sekarang saatnya sasi buka, yang bisa disebut panen,” kata Ovi. Ritual sasi bukan cuma dilakukan untuk alasan menyeimbangkan ekosistem, tapi juga punya maksud tertentu. Mereka umumnya menggelar sasi menjelang perayaan adat tertentu yang erat hubungannya dengan upacara keagamaan.
Sasi tutup yang dilakukan oleh penduduk Distrik Werbes kala itu dijalankan dalam rangka pembangunan gereja. Selama enam bulan, masyarakat puasa melaut. Mereka meyakini hal itu sebagai upaya untuk menghasilkan panen yang lebih baik.
Wilayah teritorial yang ditutup sudah ditentukan oleh tetua adat. Saat itu, wilayah yang ditutup untuk sasi adalah perairan sekitar Pulau Dua, yang masih termasuk kawasan Distrik Werbes. Konon, wilayah ini merupakan tempat terbaik untuk memancing ikan.
Saat sasi tutup, masyarakat Distrik Werbes akan bergerak mencari ikan di tempat lain.
Setelah sasi buka, hasil tangkapan ikan akan dijual dan uang dari penjualan tersebut bakal digunakan untuk pembangunan gereja.
Sasi sebenarnya tidak cuma dilakukan oleh masyarakat Papua Barat, tapi juga wilayah pesisir lainnya. Khususnya di Indonesia bagian timur. Hanya, peruntukannya berlainan, meski maksudnya tak jauh berbeda.
Hal menarik lain dari ritual penangkapan ikan, selain sasi, adalah cara penduduk lokal memancing menggunakan tombak. Sistem yang amat tradisional ini dilakukan untuk menjaga laut dari ancaman eksploitasi.
Sumber: Travel.Tempo.co, https://bit.ly/2xexpB2
コメント