Jakarta (PANDU LAUT) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pemodelan sampah laut yang dilakukan dari 2018 hingga 2019. Hasilnya diperkirakan jumlah sampah laut di Indonesia per tahunnya sekitar 268,740 – 594,558 ton. Hal ini disampaikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Muhammad Reza pada acara Pojok Iklim di Jakarta, Rabu (12/2).
“Pemodelan sampah laut dari LIPI ini menggabungkan perhitungan model laut yang terinspirasi dari Hukum Newton kedua dengan model transpor sampah. Model transpor merupakan perubahan konsentrasi (sampah) terhadap waktu dipengaruhi oleh proses adveksi (kecepatan arus) dan difusi, serta proses fisika dan kimia lainnya. Adapun kegunaannya untuk mengisi data yang kosong dari beberapa observasi, menghitung estimasi berdasarkan skenario dan kemudian dari data yang ada dibuatkan prediksi,” Ujar Muhammmad Reza,
Reza menambahkan bahwa pemodelan sampah laut dengan menghitung jumlah sampah yang terdampar di 18 titik pesisir di seluruh Indonesia. Metode pemodelan sampah laut tersebut dilakukan atas dorongan dari data yang dikeluarkan oleh peneliti dari Universitas Georgia pada tahun 2015 lalu bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik kedua terbesar kelautan dunia.
Setelah itu, pemodelan tersebut masuk pada backward trajectory model yang mana menggunakan langkah waktu mundur untuk mengetahui sumber dari sampah laut tersebut. Dari pemodelan ini, nantinya dapat diketahui estimasi jumlah sampah.
“Meskipun pemodelan tersebut masih dirasa memiliki tingkat error yang tinggi, namun LIPI percaya itu masih lebih baik karena data langsung dari lapangan,” katanya.
Data sampah laut dari LIPI digunakan menjadi data nasional. Data itu diambil dari 18 titik lokasi yang datanya per bulan yang mendorong tingkat error pemodelan menjadi lebih tinggi.
“Itu lebih baik daripada pemodelan yang dipaparkan tanpa adanya validasi di lapangan,” imbuhnya
Pewarta: Bastian Saputra Pinang
Editor: Regina Safri
Comments